Menara Eiffel: Ditolak di Barcelona, Dicela di Paris, Tapi Bertahan Hingga Kini
indranila - Ketika mendengar kata "Paris", bayangan yang muncul dalam benak banyak orang adalah Menara Eiffel—simbol ikonik yang menjadi salah satu bangunan paling dikenal di dunia.
Namun, siapa sangka bahwa menara ini nyaris tidak pernah dibangun di kota itu? Bahkan lebih mengejutkan lagi, ketika akhirnya berdiri, ia justru ditolak dan dicela oleh banyak orang Prancis sendiri.
Sejarah Menara Eiffel adalah kisah tentang penolakan, kontroversi, dan keberuntungan tak terduga. Dimulai dari rencana awal yang sebenarnya bukan untuk Paris, hingga masa-masa ketika bangunan ini nyaris dihancurkan karena dianggap tidak berguna. Namun, seperti yang kita lihat hari ini, Menara Eiffel tetap berdiri tegak, menjulang tinggi di atas Ibu Kota Prancis.
Awalnya Direncanakan untuk Barcelona
Menara Eiffel sebenarnya lahir sebagai ide untuk sebuah proyek besar yang akan menjadi pusat perhatian publik. Gustave Eiffel, insinyur terkenal asal Prancis, mengajukan desain menara besi raksasa kepada kota Barcelona sebagai bagian dari rencana pengembangan seni dan budaya mereka. Sayangnya, pihak otoritas kota Spanyol tersebut menolak usulan tersebut dengan alasan estetika. Mereka khawatir struktur logam setinggi hampir 300 meter itu akan terlihat aneh dan merusak pemandangan kota. Desain yang futuristik dan belum pernah ada sebelumnya dianggap terlalu berisiko secara visual.
Penolakan ini membuat Eiffel harus mencari lokasi lain untuk merealisasikan idenya. Beruntung baginya, Paris sedang mencari simbol yang akan menjadi pusat perhatian pada Pameran Dunia tahun 1889, yang dirancang untuk memperingati ulang tahun ke-100 Revolusi Prancis.
Dibangun untuk Pameran, Dicela oleh Para Ahli
Meskipun akhirnya disetujui sebagai gerbang utama Pameran Internasional 1889 di Paris, Menara Eiffel tidak langsung diterima oleh masyarakat. Banyak kritikus seni dan intelektual Prancis saat itu menyatakan bahwa menara ini adalah bencana arsitektur. Salah satu kritik yang paling terkenal datang dari penulis ternama Guy de Maupassant, yang menyebut menara tersebut sebagai "aspal logam"—sebuah sindiran pedas atas bentuknya yang dinilai tidak indah.
Ironisnya, Maupassant bahkan dikabarkan sering makan di restoran di lantai bawah menara tersebut, karena itulah satu-satunya tempat di mana ia tidak perlu melihat bangunan itu dari luar. Reaksi negatif semacam ini cukup umum di masa awal pembangunan, ketika masyarakat masih kesulitan memahami nilai estetika dan teknologi baru.
Nyaris Dihancurkan Setelah 20 Tahun
Yang lebih mengejutkan lagi, Menara Eiffel sebenarnya hanya direncanakan sebagai bangunan sementara. Kontrak awal menyebutkan bahwa menara ini hanya akan berdiri selama 20 tahun, yaitu hingga tahun 1909, setelah itu akan dilelang sebagai besi tua. Namun, nasib baik membawa angin perubahan.
Militer Prancis menyadari bahwa menara ini memiliki potensi strategis sebagai menara komunikasi. Dengan ketinggian sekitar 300 meter (984 kaki), menara ini menjadi titik ideal untuk penggunaan radio dan sistem komunikasi militer. Fungsi barunya ini menyelamatkannya dari rencana pembongkaran.
Warisan Budaya yang Bertahan
Setelah bertahan dari penolakan, kritik, dan nyaris dihancurkan, Menara Eiffel akhirnya mulai dipandang dengan cara yang berbeda. Seiring waktu, masyarakat mulai menghargai nilai artistik, teknis, dan historis dari struktur ini. Kini, Menara Eiffel telah menjadi simbol identitas kota Paris dan salah satu destinasi wisata paling populer di dunia.
Lebih dari sekadar bangunan, Menara Eiffel adalah bukti bahwa sesuatu yang awalnya dicela bisa berubah menjadi warisan yang dicintai oleh generasi demi generasi. Kisahnya mengingatkan kita bahwa inovasi sering kali datang dengan risiko penolakan, tetapi juga punya potensi untuk meninggalkan jejak sejarah yang abadi.
Kesimpulan: Ketangguhan Menara yang Mengalahkan Ragu dan Cela
Dari penolakan di Barcelona, cercaan di Paris, hingga nyaris menjadi besi tua, Menara Eiffel telah melewati perjalanan panjang yang penuh tantangan. Namun, berkat kombinasi keberuntungan, fungsi praktis, dan daya tarik yang tumbuh seiring waktu, menara ini berhasil berdiri hingga hari ini.
Ia bukan hanya monumen baja dan besi, tetapi juga simbol ketahanan, inovasi, dan keindahan yang ditemukan dalam hal-hal yang awalnya tidak diharapkan.
Tidak ada komentar untuk "Menara Eiffel: Ditolak di Barcelona, Dicela di Paris, Tapi Bertahan Hingga Kini"
Posting Komentar