Kenangan Manis di Balik Makanan Tempo Dulu yang Semakin Jarang Ditemukan

indranila - Zaman terus berubah, begitu pula dengan selera dan tren kuliner. Jika sekarang kita dimanjakan dengan berbagai makanan kekinian yang instan dan penuh inovasi, dulu ada banyak makanan tradisional yang menjadi favorit banyak orang. Sayangnya, seiring waktu, makanan-makanan jadul (jaman dulu) itu semakin sulit ditemukan. Ada yang sudah punah, ada pula yang hanya bisa dijumpai di pelosok desa atau pasar tradisional tertentu.

Bagi generasi 80-an dan 90-an, makanan jadul bukan sekadar camilan, melainkan kenangan akan masa kecil yang sederhana namun penuh kebahagiaan. Rasanya yang khas, cara pembuatannya yang alami, dan momen saat menikmatinya bersama teman-teman menjadi sesuatu yang sangat dirindukan.  

jajanan jadul yang makin langka

Daftar Makanan Jadul yang Semakin Langka  

1. Kue Cubit  

Sebelum ada martabak mini dan pancake kekinian, kue cubit sudah lebih dulu menjadi primadona. Dinamakan "cubit" karena ukurannya kecil sehingga bisa habis dalam sekali cubitan. Kue ini dimasak menggunakan cetakan besi bulat kecil di atas kompor arang. Ada dua varian: yang lembut di bagian dalam dan yang renyah di pinggirannya. Dulu, penjual kue cubit biasa mangkal di depan sekolah atau pasar. Sekarang, meski masih ada, kebanyakan sudah dimodifikasi dengan berbagai topping seperti keju, cokelat, atau green tea—jauh berbeda dari rasa originalnya yang sederhana.  

2. Gulali Pasir  

Siapa yang tidak ingat dengan gulali pasir? Makanan manis ini terbuat dari gula pasir yang dipanaskan hingga mencair, lalu dibentuk seperti sarang burung menggunakan tusuk lidi. Penjualnya biasanya berkeliling dengan gerobak atau pikulan, menarik perhatian anak-anak dengan lonceng atau bunyi kentongan. Kini, gulali pasir hampir tidak pernah terlihat lagi. Anak-anak zaman sekarang mungkin lebih mengenai cotton candy yang lebih modern.  

3. Kue Ape  

Kue ape atau kue terang bulan versi kecil adalah jajanan legendaris yang dimasak dalam cetakan khusus dengan lubang-lubang kecil. Rasanya manis dan gurih, dengan tekstur lembut di tengah dan renyah di pinggirannya. Dulu, penjual kue ape bisa ditemui di pasar pagi atau pedagang keliling. Sekarang, kue ini semakin langka, tergantikan oleh kue-kue modern yang lebih praktis.  

4. Es Puter  

Sebelum es krim merek terkenal mendominasi pasar, es puter adalah hidangan dingin yang paling dinanti. Dibuat dari santan, gula, dan berbagai rasa seperti vanilla, cokelat, atau stroberi, es puter diaduk secara manual dalam tabung yang diputar di dalam ember berisi es dan garam. Rasanya lebih alami dan tidak terlalu manis dibanding es krim modern. Sayangnya, es puter kini jarang ditemui, kecuali di beberapa daerah yang masih mempertahankan tradisi kuliner lama.  

5. Kerupuk Rambak  

Kerupuk rambak terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang dijemur lalu digoreng. Teksturnya renyah dan gurih, cocok dimakan dengan sambal atau sebagai camilan. Dulu, kerupuk ini mudah ditemukan di warung-warung kecil atau pasar tradisional. Kini, keberadaannya mulai tergeser oleh kerupuk berbahan tepung yang lebih murah dan mudah diproduksi.  

6. Lempok Durian  

Makanan khas Palembang ini terbuat dari durian yang dihaluskan dan dimasak dengan gula hingga kental, lalu dipadatkan. Rasanya manis legit dengan aroma durian yang kuat. Dulu, lempok durian mudah ditemukan di Sumatera, tetapi sekarang semakin sulit dicari karena proses pembuatannya yang rumit dan kurangnya minat generasi muda untuk meneruskan usaha ini.  

7. Kue Rangi  

Kue rangi adalah camilan khas Betawi yang terbuat dari tepung kanji dan kelapa parut, dipanggang di atas cetakan besi hingga kecokelatan. Biasanya disajikan dengan saus gula merah kental. Dulu, kue ini mudah ditemui di Jakarta, tetapi sekarang sulit dicari karena semakin sedikit pedagang yang menjualnya.  

Mengapa Makanan Jadul Semakin Langka?  

Ada beberapa alasan mengapa makanan jadul semakin sulit ditemukan:  

  1. Perubahan Gaya Hidup – Masyarakat sekarang lebih suka makanan cepat saji atau yang praktis. Makanan jadul yang proses pembuatannya rumit dan memakan waktu menjadi kurang diminati.  
  2. Bahan Baku yang Sulit – Beberapa makanan jadul menggunakan bahan alami yang kini semakin langka atau mahal, seperti gula merah asli atau kelapa tua.  
  3. Kurangnya Penerus Usaha – Banyak pedagang makanan jadul yang sudah tua, sementara generasi muda lebih memilih berjualan makanan modern yang lebih menguntungkan.  
  4. Tergerus oleh Makanan Kekinian – Dengan munculnya tren kuliner baru seperti bubble tea, brownies kekinian, atau martabak premium, makanan tradisional semakin tersisih.  

Harapan untuk Tetap Lestari  

Meskipun zaman terus berkembang, makanan jadul seharusnya tidak dilupakan. Mereka adalah bagian dari warisan budaya kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Beberapa komunitas dan UMKM mulai mengangkat kembali makanan-makanan ini dengan sentuhan modern, seperti kue cubit aneka rasa atau es puter kemasan.  

Mungkin suatu hari nanti, anak cucu kita masih bisa merasakan kenikmatan makanan jadul yang pernah mewarnai masa kecil kita. Karena di balik setiap gigitannya, tersimpan cerita, tradisi, dan rasa yang tak tergantikan.  

Apakah kamu masih ingat makanan jadul favoritmu? Atau justru masih beruntung bisa menemukannya sampai sekarang?

Tidak ada komentar untuk "Kenangan Manis di Balik Makanan Tempo Dulu yang Semakin Jarang Ditemukan"