Spider Lily: Bunga Cantik yang Disebut dalam Anime Demon Slayer

Yang paling istimewa, Bobby ini bukan jenis kucing ‘mewah’, atau kucing ras yang harganya jutaan. Bobby adalah kucing liar yang biasa berkeliaran di sekitar rumah Kertanegara. Bobby si kucing liar–atau kucing kampung biasa kita menyebutnya–nasibnya benar-benar beruntung. Dia berhasil memikat hati orang yang di kemudian hari menjadi orang nomor satu di Republik Indonesia.
![]() |
Larry from 10 Downing Street |
Presiden Amerika Joe Biden juga mengadopsi kucing ‘biasa’ bernama Willow. Sebelum tinggal di Gedung Putih, Willow dulunya adalah kucing petani. Barn cat, begitu orang Amerika menyebut kucing liar yang hidup di sekitar ranch atau peternakan. Sebelum Willow, ada kucing yang juga pernah tinggal di Gedung Putih bernama India, kucing keluarga Presiden George W Bush. India juga adalah kucing domestik biasa.
Persahabatan antara manusia dan kucing dimulai sejak sekitar 10.000–12.000 tahun yang lalu ketika manusia mulai berpindah dari gaya hidup nomaden menjadi bertani dan menetap. Ada satu kawasan yang terletak di timur tengah yang disebut kawasan bulan sabit subur (ing: The Fertile Crescent), suatu daerah yang merupakan tunas peradaban, tempat awal mulanya manusia mengenal pertanian.
Tidak seperti di zaman mengumpulkan makanan, dimana makanan bisa habis dalam sehari dua hari, pada zaman pertanian, produk hasil panen dari pertanian bisa sangat melimpah dan tidak mungkin bisa habis dalam sehari dua hari. Karenanya, manusia mulai menyimpan hasil panen mereka untuk digunakan di lain waktu, mirip seperti lumbung di budaya negara kita.
![]() |
Felis lybica: nenek moyang kucing domestik | foto:wikimedia/BernardDupont |
Hubungan simbiosis antara manusia dengan kucing liar ini kemudian mengarah pada domestikasi kucing liar. Dan si kucing liar afrika alias Felis lybica ini dianggap sebagai nenek moyang dari kucing domestik modern (Felis catus).
![]() |
Dewi Bastet: dewa mesir kuno berkepala kucing | wikimedia/Rama |
Selanjutnya ketika dunia memasuki era penjelajahan samudra, kucing ikut berkelana keliling dunia bersama manusia. Kucing sangat diandalkan sebagai pengendali hama di dalam kapal. Pada zaman kekaisaran Romawi Suci, kucing telah menyebar ke seluruh Eropa. Selain dihargai sebagai pemburu tikus yang handal, kucing juga mulai menjadi hewan kesayangan yang menetap di rumah.
Pada zaman abad pertengahan, kucing mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan. Akibat meluasnya wabah hitam, kucing dipersekusi dan dianggap membawa sial karena dianggap sebagai sumber pembawa penyakit. Yang paling sial dari peristiwa ini adalah kucing hitam, yang dianggap sebagai jelmaan nenek sihir. Untungnya kemampuan bertahan hidup yang tinggi, dan keahlian mereka dalam berburu, membuat kucing tidak sampai punah di benua Eropa. Mereka kembali menjadi bagian hidup manusia setelah pandemi berlalu.
Pada abad ke-19, kucing mulai dianggap sebagai teman daripada hanya sebagai tukang tangkap tikus. Pergeseran status ini merupakan awal mula tren adopsi kucing sebagai hewan peliharaan, dimana kucing sangat disayangi dan dianggap sebagai bagian dari anggota keluarga.
Sekarang kucing domestik (Felis catus) sudah menjadi salah satu hewan peliharaan paling populer di dunia. Di zaman internet ini, kucing tetap bisa mencuri perhatian manusia. Kucing punya penampilan yang menggemaskan. Mereka juga sangat lucu dan menghibur. Terbukti dari jutaan konten video kucing di Youtube dengan view jutaan, membuktikan tingkah mereka bisa menjadi sangat menghibur.
Konten dan meme kucing punya sensasi tersendiri. Banyak akun selebcing–sebutan untuk kucing dengan popularitas bak selebriti–bertebaran di sosial media. Banyak diantaranya yang memberi kelimpahan rejeki buat pemiliknya. Kucing juga dijadikan ikon produk budaya yang laku di pasaran. Contohnya seperti brand Hello Kitty dan karakter anime, Doraemon.
Ada sebuah adagium yang menyatakan bahwa kucing mempunyai pelet. Dimana kehadirannya akan memikat siapa saja yang melihatnya. Banyak orang yang semula benci sama kucing, bisa tiba-tiba jatuh cinta sejak pertama kali menyentuhnya. Sepertinya peribahasa itu ada benarnya. Walaupun manusia yang suka menyiksa hewan juga masih tetap ada, tapi simbiosis antara manusia dengan kucing akan tetap abadi sepanjang zaman.
Komentar
Posting Komentar